Monday, August 18, 2014

cinta sendirianku...

aku pernah mendengar bahwa "jatuh cinta" bisa terjadi dalam banyak cara, kondisi, atau keadaan. 
mungkin yang terjadi padaku adalah yang terkonyol. aku jatuh cinta padanya melalui akun fesbuk di akhir tahun 2009. ini konyol yah sangat konyol. kalian bisa bilang aku ini bodoh karena jatuh cinta melalui fesbuk. 

TAPI... aku ngga pernah sekalipun melihat wajahnya. lalu bagaimana aku bisa jatuh cinta padanya? pada lelaki yang wajahnya sekalipun ngga pernah ia pamer di semua akun social media miliknya?
aku mengenalnya tidak sengaja. saat berfesbuk-an masih sangat sering dikalangan remaja seusiaku. dia saling berteman dengan seorang temanku. di sebuah "status" yang diupdate temanku itu, akupun berkomentar --jangan tanyakan apa yang kukomentari, aku sudah lupa-- namun saat itu mungkin jaringan sedang tidak bersahabat, komentar yang ku post akhirnya terpost berkali-kali. saat itulah dia muncul dan menjahiliku, berkomentar sewot terhadapku karena kesalahan jaringan --sangat kurang kerjaan kan?-- dan aku yang tak terima akhirnya membalas sewot terhadapnya. kami bahkan tak kenal dan dia tak berhak sewot terhadapku, toh itukan bukan salahku. salahkan jaringan. perangpun terjadi antara kami hingga si empunya status merasa kesal kepada kami. setelah insiden sewot-sewotan di kolom komentar itu, kami akhirnya "berteman" di akun fesbuk.

kami berada di halaman yang sama saat semua orang sibuk mengupdate status, memberi like atau saling mengomentari status orang-orang. hingga suatu malam, insomnia melandaku. tidak ada yang bisa kulakukan. memaksa mata ini agar tidur, namun sia-sia. iseng-iseng akhirnya aku mengupdate status dengan sebuah judul lagu Barat favoritku saat itu. aku bahkan tak pernah membayangkan seseorang akan mengomentari "status" updetanku itu. yah, anak lelaki itu yang belakangan kuketahui lebih tua setahun dariku. dia mengomentarinya, tapi tidak sewot seperti saat pertama kali kami saling berkomentar di status orang lain. 
aku lupa apa saja hal yang kami bahas dalam kolom komentar itu :( hingga puluhan komentar saling berbalas di kolom itu. malampun berlalu terasa lama hari itu. kami saling bercakap, tanpa peduli apapun dan siapapun yang juga ada dalam halaman yang sama. hanya kami berdua. 

malam itu dia berdarah. dia menuliskan bahwa dia sedang dalam keadaan yang tidak sehat, beberapa anggota tubuhnya berdarah akibat kecelakaan motor yang ia alami di hari itu. entah apa yang kukatakan malam itu, hingga ia berkata "terima kasih dok...dokter" 
aku menyesali mengapa otakku harus buntu saat ini ketika semua yang ingin kuingat justru tak bisa ter-restore di kepalaku. 
malam itu berjalan lambat namun berlalu sangat cepat. dan tanpa pernah kusadari, aku ingin malam itu tak pernah berakhir. tanpa kusadari, aku menginginkan malam yang sama akan terulang. aku masih duduk di bangku SMA kelas 1 saat itu. aku tak ingat apa-apa lagi tentang kami. yang kuingat hanya malam itu, obrolan singkat yang masih kuinginkan berlanjut namun tak memiliki lanjutan seperti yang kuharapkan. diam-diam, aku menjadi stalker. mencari informasi apapun itu tentangnya. mulai dari nama lengkapnya, tanggal lahirnya, desa asalnya yang sama dengan mamaku, sekolah tempat ia menimba ilmu yang ternyata sama dengan sekolah adikku. tapi itu tak cukup... tak ada lagi yang terjadi antara kami. dan aku mengira dia hanya "teman" yang mungkin sama kesepiannya denganku malam itu hingga obrolan aneh dan panjang akhirnya terjadi. aku rasa, aku akan baik-baik saja setelah ini. TAPI TIDAK. aku menyaksikan aktivitasnya di halaman itu. berbau agama sesuai dengan sekolah yang ia pilih. tanpa foto ataupun sketsa wajah. iya tidak ada. 

dia membuatku menjadi seorang fesbuk addict saat itu. kuluangkan setiap waktu senggang untuk sekadar mengunjungi halamannya, melihat aktivitasnya yang terlewatkan olehku yang membuatku semakin tertarik ingin mengenalnya lebih jauh. namun tak ada yang bisa kulakukan selain "mengintip" halaman itu. kusaksikan sendiri anak lelaki itu berubah, dari sikap nakal menjadi seorang yang sangat patuh pada agamanya. dia telah berubah banyak ke arah yang lebih baik, meski itu hanya persepsiku sendiri. ambisiku masih ada, masih ingin mengenalnya lebih jauh. namun, semakin ke sini ia semakin jauh untuk kujangkau. aku takut ia telah melupakanku. telah melupakan malam itu. obrolan itu. pertengkaran itu saat pertama kali "bertemu". 
aku kehilangan asa. tak ada jalan, hingga air mata saja yang mengalir. kubiarkan diriku dalam mode galau. dan berakhir pada keputusan untuk melupakannya. melupakan "teman" yang BELUM benar-benar menjadi teman. kuputuskan untuk unfriend dengannya. tanpa memintanya, kuklik tombol BLOCK. 
kuyakinkan hatiku untuk tetap menjalani hidupku tanpa perlu mengingatnya. meski kekagumanku akan kepatuhan terhadap agamanya tetap menjadi alasan nomer satu aku menyukai, dan aku bersungguh-sungguh tentang itu. 

ingin kulanjut tapi tak sanggup :'( 

Thursday, July 17, 2014

sakitnya tuh di sini *nunjuk hati*

this isn't my first time to start a blog lol. 
so let's start the story... 

pernah gak sih kamu merasa semua temen-temenmu ngejauhin kamu? rasanya tuh kayak kamu pengen banget teriak "woyy what the hell? what's wrong with you?" 
iyaa ini beberapa kali terjadi padaku, tapi nggak pernah berlangsung lama. setelah itu mereka bakalan nyari aku lagi seakan-akan kemarin tuh nggak pernah ada. nggak pernah ada yang ninggalin kamu. tapi mereka nyari kamu ternyata karena ada "sesuatu"

disini aku bukannya mau ngumbar apa yang temen2 aku pernah lakuin. aku nggak pernah punya niat buat jelek2in mereka. aku cuma butuh "alat" untuk menuangkan semua yang aku rasakan. mungkin dengan ini, perasaanku bisa lebih baik. at least, aku bisa sedikit lega :D

so... 
temen-temenku tuh emang sedikit beda dari aku. mereka punya banyak kelebihan. lebih di tampang, lebih di harta, dan lebih modern dari aku. bukan berarti aku cupu, nggak dong hehe. 
karena kelebihan itulah mereka hobinya hangout, ngabisin duit dengan belanja, makan sana makan sini. dan karena aku ngga bisa kayak gitu jadinya hanya bisa ngikut bentar. at least, aku nggak ngecewain mereka karena udah ngajakin aku. 

berikut-berikutnya mereka ngajakin lagi, tapi dengan sopan aku tolak, dan mereka fine-fine ajah. so am i, dan menurutku masalah selesai... 

setelah itu aku ngerasa, mereka ngejauhin aku... 
misalnya, mereka nge-post di socmed foto2 kami yang lg hangout bareng... orang2 pada like, aku pun juga ikutan nge-like. pas aku yang nge-post mereka cuma nge-view doang. padahal mereka udh aku tag-in satu per satu. 
tapi balik lagi, aku rapopo :D 

one day, aku nge-retweet salah satu akun sosmed yang lagi promoin tempat minum ice cream yang baru buka di kota ku. yaaah tujuanku biar temen2 ku tau klo ada tempat hangout baru yang ada ice creamnya, secara kami suka ice cream dan lumayanlah harganya oke buat mahasiswi kayak kami. 
tapi yang terjadi malah, temenku si A nge-mention si B ngajakin ke sana. seakan-akan aku ngga pnh ada di social media yang sama. sakitnya tuhh di sini <3 :( 
aku berusaha tetep positive thinking dengan harapan entar mereka bakalan mention aku juga. tapi, sampe berjam-jam tuh akun aku refresh, nothing happen.. yep nothing happen :')

kemudian aku dapat message dari salah satu temenku, lupa entah si A atau si B. dia minta tolong sama aku buat bayarin SPPnya, karena ntar lagi mau masuk semester baru jadi aku nge-iyain aja toh bank buat bayar SPPnya samaan jadi nggak repot juga. ngga pernah sekali aku mikir panjang soal itu. apa yang mereka minta tolong, aku selalu berusaha buat bantu. kalo dibanding dengan yang mereka buat emang skalanya beda. prioritasnya pun beda. 
bukannya aku marah atau apa karena masalah socmed itu, tapi paling enggak jangan ngerendahin aku lah. meski beda, toh suatu saat kalian juga bakalan nyari aku. ada urusan di kampus, meski nggak ada sangkut pautnya sama aku, pasti aku tolongin. sebisa mungkin aku luangkan waktu untuk itu. 

yah... itulah manusia. terkadang suka lupa. temen yang lain bilang aku kadang terlalu baek jadi orang. aku nggak nimbang-nimbang mana yang patut aku bantu mana yang enggak. aku harus ngomong apa? sebisa mungkin aku bantu, dan sedikit pun ngga pernah aku minta pamrih atas apapun yang udah aku lakuin. karena kadang aku berpikir, aku pun tak selamanya bisa bantuin orang.. aku pun bisa kesulitan. aku juga pasti bakalan butuh orang lain buat nolong. dengan harapan mereka bakalan nolongin aku kalo suatu saat nanti aku juga butuh pertolongan :')